
Jakarta (19/02/2020). LANSKAP Indonesia bersama dengan DPP PKB dan Radesa Institut menggelar diskusi dengan tema “Manifesto Partai Politik dan Relevansinya Bagi Perjuangan Kebijakan Publik”. Diskusi tersebut juga merupakan upaya untuk memperkuat peran partai politik dalam kerangka politik berbasis kebijakan.
A. Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB menyampaikan bahwa PKB menyambut baik kerjasama dengan Partai Konservatif Inggris. Gus AMI juga menyampaikan bahwa bagi PKB, manifesto politik bukanlah hal baru. PKB hanya mempunyai modal ideologi karena tidak memiliki previlege lain seperti modal yang besar atau oligarki. PKB juga banyak dipimpin anak-anak muda.
M. Hanif Dhakiri, Wakil Ketua Umum PKB menyebutkan bahwa sistem politik dan pemilu mengakibatkan manifesto kurang mendapat tempat di masyarakat maupun politisi. Kondisi sistem pemilu yang liberal mengakibatkan diskursus lain lebih menguat dan partai cenderung tidak konsisten dengan ideologi yang diusung. Hal ini menjadi PR dan tantangan bagi partai politik dan masyarakat sipil.
Marta Coti, perwakilan Partai Konservatif Inggris dalam sambutannya menyebutkan bahwa partainya siap bekerjasama dengan PKB untuk meningkatkan kualitas ekosistem politik terutama pada dua hal yakni keterwakilan perempuan dan kebijakan publik.
Sementara itu, Agung Wasono, CEO LANSKAP Indonesia mengungkapkan bahwa saat ini, manifesto politik belum mendapatkan tempat yang semestinya dalam diskursus publik karena politik identitas dan politik uang yang begitu massif. Agung berharap, langkah kecil memulai gagasan pentingnya politik berbasis kebijakan dapat terus bergulir sehingga kehidupan politik kita semakin berkualitas.
***
A. Muhaimin Iskandar, Ketum PKB menyebutkan bahwa ideologi adalah satu-satunya modal yang dimiliki PKB karena PKB tidak memiliki kemewahan modal atau oligarki politik.

